Pengorbanan Seorang Ibu Demi Anaknya



Pada suatu hari, seorang perjaka yang berjulukan Faizal terlibat dalam kecelakaan. Dia ditabrak oleh sebuah taksi di sebuah jalan raya.
Akibat dari kecelakaan itu beliau cedera parah. Kepalanya luka, tangannya patah dan perutnya terburai. Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter menemukan adanya terlalu parah dan berharap beliau tidak ada impian lagi untuk hidup. Ibunya, Jamilah segera dihubungi dan diberitahu wacana kecelakaan yang menimpa anaknya.
Hampir pingsan Jamilah mendengar gosip wacana anaknya itu. Dia segera bergegas ke rumah sakit kawasan anaknya dimasukkan.Berlinang air mata ibu melihat kondisi anaknya. Meskipun telah diberitahu bahwa anaknya sudah tiada impian lagi untuk diselamatkan, Jamilah tetap tidak henti-hentinya berdoa dan bermohon kepada Allah supaya anaknya itu selamat.
Hari berganti minggu, ahad berganti bulan, kondisi Faizal tidak banyak berubah. Saban hari Jamilah akan tiba menjenguk anaknya itu tanpa jemu. Saban malam pula Jamilah bangkit untuk menunaikan shalat malam bertahajjud kepada Allah memohon keselamatan anaknya. Dalam keheningan malam, sambil berlinangan air mata, Jamilah merintih meminta supaya anaknya disembuhkan oleh Allah.
Berikut ialah antara doa Jamilah untuk anaknya itu;
"Ya Allah ya Tuhanku, kasihanilah saya dan kasihanilah anak aku. Susah payah saya membesarkannya, dengan susu saya yang Engkau anugerahkan kepadaku, saya suapkan ke dalam mulutnya. Ya Allah, saya pasrah dengan apapun keputusan-Mu! Aku redho dengan qada 'dan qadar Mu yaa Allah. "
"Yaa Allah, dengan air mataku ini, saya bermohon kepadaMu, Engkau sembuhkanlah anakku dan janganlah Engkau cabut nyawanya. Aku sangat sayang kepadanya. Aku sangat rindu kepadanya. Susah rasanya bagiku untuk hidup tanpa anakku ini. Mengiang suaranya terdengar di telingaku memanggil-manggil saya ibunya. "
"Ya Allah, tidak ada Tuhan melainkan hanya Engkau saja. Tunjukkanlah kuasa Mu ya Allah. Aku reda kalau anggota badanku sanggup didermakan kepadanya supaya dengannya beliau sanggup hidup tepat kembali. "
"Ya Allah, saya redho nyawaku Engkau ambil sebagai ganti asalkan Engkau hidupkan anakku. Engkaulah yang Maha segala hal, berkat kebesaran Mu ya Allah, terimalah doaku ini .... aamiin ".
Keyakinan Jamilah terhadap kekuasaan Ilahi sangat besar lengan berkuasa meskipun tubuh anaknya hancur cedera dan dikatakan sudah tidak ada impian lagi untuk hidup. Namun, Allah benar-benar mau menunjukkan kebesaran dan kekuasaan.
Setelah 5 bulan terlantar, alhasil Faizal menampakkan gejala kesembuhan dan alhasil beliau sembuh sepenuhnya. Berkat doa seorang ibu yang ikhlas.
Faizal sanggup terus hidup hingga berumahtangga dan beranak-pinak. Ibunya, Jamilah semakin hari semakin renta dan uzur.
Suatu hari, Jamilah yang berusia hampir 75 tahun jatuh sakit dan masuk rumah sakit. Awalnya, Faizal masih mengunjungi dan menjaga ibunya di rumah sakit. Tetapi semakin hari semakin jarang beliau tiba menjenguk ibunya hingga pada suatu hari pihak rumah sakit menghubunginya untuk memberitahukan kondisi ibunya yang semakin parah.
Faizal segera bergegas ke rumah sakit. Di situ, Faizal temukan kondisi ibunya semakin lemah. Nafas ibunya turun naik. Dokter memberitahu bahwa ibunya sudah tidak ada waktu yang usang untuk hidup. Ibunya akan menghembuskan nafasnya yang terakhir pada setiap ketika saja.

Melihat kondisi ibunya yang sedemikian dan konon beranggapan ibunya sedang tersiksa, lantas Faizal terus menadah tangan dan berdoa menyerupai ini;
"Yaa Allah, seandainya mati lebih baik untuk ibu, maka Engkau matikanlah ibuku! Aku tidak sanggup melihat penderitaannya. Yaa Allah, saya akan redho dengan kepergiannya ... aamin. "
Begitulah bedanya doa ibu terhadap anak dan doa anak terhadap orang tuanya. Ketika anak sakit, walau seteruk mana sekalipun, walau tubuh hancur sekalipun, walau anak tinggal nyawa-nyawa ikan sekalipun, namun orang renta akan tetap mendoakan semoga anaknya diselamatkan dan dipanjangkan umur.
Tetapi belum dewasa yang dikatakan 'baik' pada hari ini akan mendoakan supaya ibu atau bapaknya yang sakit supaya segera diambil oleh ALLAH, padahal orang renta itu gres saja sakit. Mereka meminta pada Allah supaya segera menonaktifkan ibu atau bapaknya sebab konon sudah tidak tahan melihat 'penderitaan' orang tuanya.
Anda bagaimana? Apa doa Anda untuk orang renta Anda?

Bertumbuh menjadi renta ialah sebuah kehidupan, tetapi menjadi sampaumur ialah sebuah pengalaman. Semua orang niscaya akan menjadi tua, tetapi tidak semua orang sanggup menjadi dewasa.
Orang sampaumur adalah... ketika mendapatkan rejeki, mereka tidak menyombongkan diri, dan ketika kehilangan, mereka tidak terpuruk dalam kesedihan. Mereka mendapatkan dengan bersyukur dan melepas dengan ihklas;
Orang sampaumur adalah... Jika kaya, mereka tak akan merendahkan orang miskin, dan jikalau miskin, mereka tak akan merendahkan dirinya.
Orang sampaumur ialah bertanggungjawab, bijaksana, selalu bersyukur, dan rendah diri.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Pengorbanan Seorang Ibu Demi Anaknya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel