Arti Mimpi Dalam Islam
Mimpi merupakan sebuah keadaan saat insan mengalami suatu tragedi yang memperlihatkan citra kehidupan lain yang terkadang sanggup memperlihatkan makna dalam kehidupan sesungguhnya.Mimpi sanggup jadi arahan yang diberikan oleh Allah kepada hambanya berupa info baik atau jelek dan mimpi ada yang mempunyai makna dan ada pula yang berupa mimpi kosong sekadar permainan setan kepada manusia.Banyak ayat Al Alquran dan riwayat Nabi yang bercerita wacana mimpi. Misalnya, dalam Surat Ash-Shaaffaat (37) ayat 102 yang mengisahkan mimpi Ibrahim saat ia diharuskan menyembelih putranya, Ismail. Juga dalam Surat Al Fath (48) ayat 27 mengenai mimpi Rasulullah sebelum terjadinya Perjanjian Hudaibiyah.
Tak hanya para nabi, para sahabat pun pernah mengalami mimpi yang pada akibatnya terbukti kebenarannya. Tak menyerupai mimpi nabi yang sangat terang dan tak perlu ditakwilkan lagi alasannya yakni merupakan wahyu dari Allah, mimpi para sahabat ada yang perlu ditakwilkan
– menyerupai mimpi Abu Bakar yang menaiki tangga bersama Rasulullah, tetapi mereka berselisih dua anak tangga. Dalam takwilnya, Abu Bakar menyatakan bahwa kematiannya akan tiba dua tahun sesudah Rasulullah, dan itu benar-benar terjadi— dan mimpi yang tidak perlu ditakwilkan
– menyerupai mimpi Bilal yang melafazkan bacaan-bacaan azan. Ketika melaporkannya kepada Rasulullah saw., ia menyampaikan bahwa mimpinya yakni benar. Rasulullah saw. bersabda, “Jika masa semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang paling benar mimpinya yakni yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang mukmin merupakan satu bab dari 46 bab kenabian….” (Muttafaq ‘alaih). Ini berarti mimpi seorang mukmin mempunyai pertimbangan 1/46 alasannya yakni 45/46 diberikan pada nabi.
Khalid al-Anbari dalam bukunya Kamus Tafsir Mimpi menyebutkan bahwa tanda mimpi yang benar yakni sebagai berikut.
1. Bersih dari mimpi kosong, bayangan-bayangan yang meresahkan dan menakutkan.
2. Dapat dipahami saat terjaga.
3. Tidur dalam keadaan pikiran jernih, tidak disibukkan oleh problem apa pun.
4. Mimpi tersebut sanggup ditakwilkan sesuai dengan apa yang ada di Lauh Mahfuzh.
“Raja berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya), ‘Sesungguhnya saya bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering. Hai orang-orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku wacana takbir mimpiku itu kalau kau sanggup menakbirkan mimpi.’” (Q.S. Yusuf 12: 43)
Ayat di atas merupakan salah satu pola ayat yang menjelaskan mengenai sahnya mimpi seorang kafir, kalau isi mimpinya berkaitan dengan orang mukmin.
Ada juga mimpi yang dianugerahkan Allah kepada yang dikehendakinya biar ia mendapat hidayah. Ini menurut riwayat al-Hakim mengenai keislaman seorang seorang sahabat, Khalid bin Sa’id bin ‘Ash. Keislaman ini terjadi sesudah Khalid mengalami mimpi yang sangat menyeramkan. Dalam mimpinya, dia melihat seperti ayahnya hendak mendorongnya ke neraka, sementara Rasulullah saw. berusaha memegang pinggangnya agai ia tidak terjatuh. Juga atas dasar tafsiran Ibn Hasyirin saat ia didatangi seseorang yang bermimpi jari-jari tangannya yang ketiga dan keempat buntung. Ia menakwilkan bahwa mimpi tersebut sebagai peringatan pada orang itu alasannya yakni shalatnya bolong-bolong. Sepulangnya dari bertemu Ibn Hasyirin, ia pun bertobat.
Seorang yang merasa telah mengalami mimpi yang benar, janganlah bertindak sembrono meminta sembarang orang untuk menakwilkan mimpi yang dialaminya. Janganlah ia menceritakannya kepada orang yang dengki dan dendam dan kepada orang yang jahil yang ucapannya tertolak tetapi ceritakanlah kepada orang yang berilmu, para ulama yang mempunyai keutamaan, orang-orang yang dalam pemahaman terhadap dien Islam.
Macam Mimpi
Rasulullah saw. bersabda, “Mimpi itu ada tiga. Mimpi yang baik merupakan kabar bangga dari Allah. Mimpi yang menyedihkan berasal dari setan, dan mimpi yang tiba dari obsesi seseorang.
MAAF JIKA ADA KESALAHAN
0 Response to "Arti Mimpi Dalam Islam"
Post a Comment